Berita Gereja Katolik, Amorpost.com-Ketika terpilih menjadi paus, Mgr. Bergoglio, memilih Fransiskus sebagai nama pelindungnya. Tidaklah mengherankan, nama tersebut menunjukkan identitas paus ini.
Itulah paus Fransiskus. Dari namanya itu, kita teringat St. Fransiskus, pendiri Ordo Fransiskan, yang adalah pemerhati kaum hina dina.
Tidaklah mengherankan, jika paus Fransiskus, mengambil nama tersebut sebagai pelindungnya.
Jika kita meninjau track recordnya paus kita ini, kita akan terpesona bahwa ia sungguh memperhatikan kaum yang tertindas, miskin dan yang terpinggirkan dari masyarakat.
Kekhasannya itu tetap terbawa ketika ia berbicara mengenai berbagai hal, terlebih mengenai pendidikan. Apa kata paus Fransikus mengenai pendidikan?
Bagi paus Fransiskus, pendidikan bukan hanya diperuntukkan bagi kaum “elite,” tetapi harus merata kepada segala jenjang masyarakat. Saat diwawancari oleh Devin Watkin, reporter radio Vatikan (2017-06-09), paus dengan tegas melawan pendidikan yang hanya diperuntukan untuk kaum “elite.”
Paus berkata, “Ada suatu area yang berbahaya di dalam pendidikan kaum muda yakni elitisme. Kaum elit sedang menguasai pendidikan dimana sekolah-sekolah hanya dapat dijangkau oleh anak-anak orang kaya.” Lanjutnya, “Sikap elitisme, mengkikis harapan kaum muda mudi untuk bersekolah.”
Menariknya lagi, ada tiga hal penting yang dikatakan paus Fransiskus mengenai pendidikan. Baginya pendidikan bukan hanya mengetahui sesuatu atau mengikuti proses belajar mengajar, tetapi menyangkut tiga area utama kepribadian manusia, yakni; kepala (those of the head), hati (the heart), dan tangan (the hands).
Artinya, kata paus, “Belajar supaya Anda dapat berpikir mengenai apa yang Anda rasakan dan lakukan, dapat merasakan apa yang Anda pikirkan dan lakukan, dan dapat melakukan apa yang Anda rasakan dan pikirkan. Kesatuan di dalam kepribadian seseorang (Unity within a person).
Sumber: news.va