17.1 C
New York
Saturday, September 23, 2023

Buy now

Tahukah Kamu Stasi Pertama Misi Katolik Portugis di Pulau Timor Bukan di Lifao atau Oekusi, Tetapi…

Tempat ini Jadi Stasi Pertama Gereja Katolik di Pulau Timor, Amorpost.com – Ketika menyebut misi Katolik Portugis di Timor, otomatis kita mengingat Lifao, Oekusi, dan Dili. Tetapi tahukah anda, bahwa bukan ketiga tempat itu yang menjadi stasi misi Katolik pertama di pulau Timor? Lalu daerah manakah yang menjadi stasi pertama Gereja Katolik di Timor? Mari kita telusuri bersama.

Setelah lama menjadi daerah misi yang sering hanya dikunjungi dari Solor, akhirnya diputuskan bahwa perkembangan iman umat di Pulau Timor perlu diperhatikan secara serius. Keseriusan ini ditunjukan dengan dibukanya stasi pertama untuk misi Portugis di Timor.

Gereja Katolik di Timor
Gereja Katolik di Timor (Foto: Amorpost.com/DN)

Dan bukan Lifao, atau Oekusi atau Dili, tetapi MENA yang terletak antara Wini dan Atapupu yang menjadi pilihan pertama. Mengapa MENA?

Diceriterakan bahwa Mena waktu itu adalah sebuah pelabuhan penting untuk perdagangan kayu cendana di pantai utara Timor. Bahkan disebut juga Mena adalah sebuah kerajaan besar di pulau Timor.

Mengutip tulisan Manuel Godinho de Eredia, Hans Hagerdal dalam bukunya Lords of the Land, Lords of the Sea (2012:30), mengatakan bahwa Mena adalah sebuah kerajaan besar di pulau Timor, dan merupakan salah satu pusat perdagangan kayu cendana.

Antara tahun 1589-1590 Pastor Frei Melkior de Antas OP datang ke Mena dan membentuk satu kelompok umat dan mendirikan gereja di situ. Disebut bahwa anak sulung Raja Mena dibawa oleh Frei Melkior de Antas OP ke Malaka untuk dididik dalam sekolah Katolik dan sesudah tamat dipermandikan oleh Uskup Joao Ribeiro Gaio dengan nama Laurensius dan diantar kembali ke tanah airnya.

Dalam perkembangannya Pastor Melkior mendapatkan serangan malaria dan sakit keras sehingga akhirnya harus pulang ke Solor sesudah 6 bulan.

Tahun 1597 giliran Raja Mena dipermandikan. Tanggal 18 April 1613 hampir semua Misionaris dari Solor mengunjungi misi Timor yang berpusat di Mena. Ketika itu Raja Kupang, Ampono menyatakan keinginannya untuk dipermandikan.

Dikatakan bahwa Nisnoni Sonbai (musuh raja Ampono) mencari hubungan dan kerja sama dengan orang Belanda di Solor yang beragama Protestan Calvanistis untuk melawan raja-raja yang pro Portugis. Tahun 1624/25, utusan-utusan dari Sawu-Pequeno (Roti) pergi ke Larantuka memohon seorang misionaris untuk pulau Roti.

Antara tahun 1625 sampai tahun 1663 VOC semakin intensif melakukan perlawanan ke daerah kedudukan Portugis di pulau Solor. Dan ketika Solor jatuh ke tangan Belanda, pusat misi Portugis berpindah ke Larantuka.

Tujuh Misionaris Dominikan yang ada di Solor bersama 30 orang Portugis dan Tuppasi, diikuti 1000 orang asli yang beragama Katolik pindah dari Solor ke pusat baru Larantuka.

Tahun 1629 Frei Cristavao Rangel OP datang dari Larantuka ke “Silabao” (Silawan) dan Januli (Atapupu), mempermandikan Raja dengan banyak rakyatnya dan mendirikan sebuah gereja di situ. Karena orang-orang Makasar yang ada di situ coba meracuni dia, maka ia terpaksa pulang ke Larantuka dan dapat diganti oleh Frei Bento Serao OP.

Tahun 1630, Frei Luis da Paizao OP datang ke Kupang untuk bertemu Raja Ampono, tetapi dalam waktu singkat dia dibunuh oleh orang Nisnoni.

Tanggal 12 Maret 1630 datanglah dari Malaka ke Lohajong seorang Misionaris Dominikan bernama ANTONIO DE SANTO JASINTO OP. Ia kemudian menjadi RASUL PULAU TIMOR.

Tahun 1639 Padre Antonio de Santo Jasinto untuk pertama kalinya mengunjungi Timor setelah tinggal beberapa waktu di Lohajong.

Ia pergi ke Mena untuk bertemu dengan Ratu janda Mena, tetapi karena Ratu tidak menerima dia dengan baik maka ia kemudian pulang ke Lohajong sambil menanti saat yang baik dan tepat untuk kembali ke Mena.

Pantai utara pulau Timor sering mendapat gangguan dari kerajaan-kerajaan dari pulau-pulau sekitar, seperti Raja Makasar yang ingin juga menguasai Pulau Timor. Maka pada tahun 1641 Raja Tello Sumbaco, dari Makasar mendarat di Mena, di pantai utara Pulau Timor.

Pantai Utara Timor, lokasi Tanjung Bastian
Pantai Utara Timor, lokasi Tanjung Bastian (Foto : Amorpost.com/Denluti)

Ratu Mena bersama rakyatnya kewalahan menghadapi kehadiran pasukan kerajaan Makasar itu. Karena jauh sebelumnya mereka telah mengadakan hubungan yang baik dengan orang Portugis maka Ratu akhirnya meminta bantuan kepada orang Portugis di Larantuka.

Dari sana datang Comisario-General Antonio de Santo Jasinto bersama 2 kapal dan 70 tentara. Dengan bantuan ini maka Ratu Mena dengan penuh percaya diri mengerahkan rakyatnya untuk melawan kehadiran raja Tello Sumbaco dari Makasar.

Setelah tiga bulan berperang akhirnya raja Tello Sumbaco bersama sisa tentaranya pulang dengan kekalahan. Saat baik dan tepat yang ditunggu Padre Frei Antonio de Santo Jasinto pun tiba.

Ratu Mena sekarang menjadi lebih kooperatif dan terbuka menerima kehadiran misi Katolik yang kedua kalinya di wilayah kerajaannya. Hasilnya bahwa tanggal 24 Juni 1641 Ratu Mena dengan anak sulungnya Johanes dan banyak rakyat lain lagi dipermandikan oleh Frei Antonio de Santo Jasinto.

Pantai utara Timor, lokasi Wini
Pantai utara Timor, lokasi Wini (Foto: Amorpost.com/Denluti)

Tanggal 1 Juli 1641 Padre Frei Antonio de Santo Jasinto diminta oleh Ratu janda Ambenu untuk datang ke Oekusi, dan di sana Padre Frei Antonio mempermandikannya, anak laki-laki “Petrus” dan 4 anak perempuannya di Lifao.

Kehadiran Padre Frei Antonio rupanya tersebar juga ke kerajaan-kerajaan sekitar sehingga ketika dia hendak naik kapal untuk pulang ke Larantuka guna melaporkan diri, datanglah satu rombongan dengan 11 orang dari raja Amanuban.

Mereka memohon kedatangan Padre Frei Antonio ke istana raja Amanuban, supaya mengajarkan agama Katolik kepada orang-orang Amanuban.

Karena Padre Frei Antonio tidak bisa maka dikirimlah utusan tentara Portugis Joao Sanchez dan Fronseca dan orang Ambenu yang sudah dipermandikan ke sana dengan perjanjian, kemudian mengirimkan seorang misionaris.

Karena kebutuhan akan misionaris di Timor semakin lama semakin banyak maka bulan Agustus tahun 1641 Padre Frei Antonio de Santo Jasinto mengirimkan dari Larantuka ke Mena Padre Frei Bento Serrao OP dan Frei Manuel da Resuresao OP yang kemudian ditugaskan untuk suatu gereja yang satu jam dari pantai dan delapan jam dari pedalaman.

Sementara untuk wilayah Ambenu dikirim Padre Frei Pedro de Santo Jose, dan Padre Frei Alvaro de Tavora OP. Keduanya bertempat tinggal di Lifao, sedangkan untuk wilayah Amanuban dikirim Padre Frei Jasinto de Santo Dominggos OP dan Frei Crisostomo de Santiago OP.

Pengaruh Belanda saat itu sudah masuk ke wilayah Timor dengan pusatnya di Kupang, walau belum intensif menggarap Timor sebagai daerah jajahannya. Ada raja yang pro Portugis dan ada pula raja yang pro Belanda atau tidak senang dengan kehadiran Portugis.

Raja-raja yang pro Belanda sering mengganggu orang-orang Katolik. Itulah yang terjadi dengan Raja Sombian atau Sonbai. Ia sering mengganggu orang-orang Katolik yang ada di kerajaan sekitar. Maka pada Desember 1641 Padre Frei Antonio de Santo Jasinto mengorganisir suatu ekspedisi melawan Raja Sombian (Sonbai).

Di bawah pimpinan Kaptain Mayor Fransisco Fernandes, Raja-raja Sonbai kemudian dikalahkan, dan minta untuk dipermandikan di Tanjung Sombiao (dekat Oepoli). Dari Timor Padre Frei Antonio de Santo Jasinto pulang ke Larantuka dan selanjutnya jalan terus ke Goa, guna melaporkan keadaan di Pulau Solor dan Timor.

Laporannya menyebabkan kedatangan 20 misionaris Dominikan baru untuk Timor, yakni dua Vikaris Dominikan, masing-masing untuk Flores dan Timor dan satu Visitator untuk Flores dan Timor. Dan Vikaris untuk Timor adalah Frei Antonio sendiri.

Baca juga: Buku Sejarah Gereja Katolik di Pulau Timor dan Sekitarnya Tahun 1556-2013

Karena raja-raja di bagian utara pulau Timor sering mendapat gangguan dari Maromak Oan, maka pada bulan Mei 1642 Visitator Frei Lucas da Crus OP, mengorganisir ekspedisi kedua dengan tujuan utama melawan Maromak OAN.

Pada tanggal 26 Mei 1642, Visitator datang dengan sejumlah tentara Portugis ke Mena dimana ia mengundang raja-raja Mena, Ambenu dan Sonbai untuk ikut ambil bagian.

Ketika di Mena, semua mereka menyaksikan upacara permandian keluarga raja Batimao (Pah Timao Amfoan) pada tanggal 20 Agustus 1642. Pada bulan September 1642 Perang melawan Maromak Oan dimulai. Kerajaan Maromak Oan diserbu, istananya dibakar, kekuasaannya dihapus, lalu Liurainya diangkat menjadi “kesel”.

Demikian untuk beberapa waktu Mena menjadi pusat kegiatan misi Portugis di Timor sebelum akhirnya berpindah ke Lifao, yang sekaligus menjadi pusat pemerintahan Portugis di akhir abad ke 17.

Bukti Mena menjai pusat misi Portugis, yaitu adanya fondasi semen yang masih ada di ujung tanjung Bastian dan sumur di pinggir laut Sumnali. Kata Sumnali sendiri menurut penuturan orang setempat berasal dari kata Seminari. Kata ini mengalami perubahan bunyi akibat dialek bahasa Dawan setempat.

Dikatakan bahwa di zaman Portugis tempat itu menjadi pusat pendidikan Seminari sehingga selanjutnya disebut Seminari atau orang setempat menyebutnya Sumnali.

Amor
Amorhttp://www.amorpost.com
Adrian B., SS.STB, Alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara dan Ateneo de Manila University. Hoby Menulis, Membaca, Web Design, Fotografy, Beternak, Touring dan Kegiatan Karitative.

Related Articles

9 COMMENTS

  1. Ban kita tau ka tidak di mena portuquis masuk thn 1589 sedangkan di oecusse th 15/08/1515 Dan Ratu Helena yang di permandikan lifau Sudah ada gereja dirikan thn 1523….

  2. Sejarah harus di ceritakan melalui fakta sejarah yang akurat. Minimnya catatan tertulis tentang sejarah masuknya agama katholik di pulau timor tak begitu banyak diketahui.
    Namun catatan diatas tentang janda raja Ambenu mengundang para misionaris ke Oekusi adalah kesalahan besar..
    Imigrasi raja Ambenu dari oekusi ke daerah Bakitolas adalah untuk mempertahankan adat istiadat sepertu MANU MNES atau persembahan kepada arwah hendak diganti dengan TEK AMAF NIK ANMONE MA ROH KUDUS (Dalam nama bapak dan roh kudus).
    Raja Ambenu merasa suatu saat akan kehilangan adat istiadat yang sejak lama dijunjung..
    Raja ambenu berkata Tek Amaf Nok Anmone Ma Roh Kudus Lof Nasaban Manu mnes.

    (Dalam nama bapak dan putra dan roh kudus akan menghilangkan penyembahan kepada arwah dan tempat2 keramat dan raja ambenu merasa bahwa ini secara tidak langsung akan menghapus juga kerajaanya..
    Itulah sedikir penggalan cerita Raja ambenu melarikan diri dari Oekusi ke Daerah Bakitolas..

    Mohon maaf jika salah..

  3. Raja ambenu melarikan diri pada waktu kedatangan bangsa portugis bukan karena masalah agama tetapi masalah kerajaan. Karena portugis ingin menghancurkan kerajjaan ambenu dan menggantinya, dan raja ambenu sekarang berada di manamas yaitu raja Meko, sedangkan bakitolas itu bukan sesungguhnya. Jika kita mau berdiskusi lebih lanjut tentang sejarahnya, saya siap berbagi, dan patung pertama yang dibawah potugis dan diserahkan ke raja ambenu juga masih terpelihara di sonaf Meko di Manamas. Salam

    • kalu memang anda tau bahwa raja ambenu adalan Meko, di Manamas, mak dari sini saya juga siap untuk kita mendiskusikan soal raja Ambenu kalau meman kami ini buka Keturunan raja Ambenu. Kami ini Sudah tahu bahwa keturunan kami adalah Raja Ambenu karene pada saat membagikan Sopo Ambenu Oecusse Bukan Meko yang membagi, meko itu sebagai Lelo,

  4. Yohanes Lopo
    Pengalaman sy 1 mingu di oe’tuke….KENAPA OE’TUKE…? APAKAH FREI MOSES ATAU MUSA MENINGAL DI SANA?

    Yg sebenarnya,makam BPK pastor ada dan sampe skrg masih ada di tangan kami, pada tahun 2004 itu ada sebuah misi yg ingin membongkar sejarah itu tp terdapat perbedaan antara suku sabat/ tefa kolo, dan dr dulu opa2 sy mereka bilang klu kuburan atau sejarah kami itu di bongkar akan terjadi masalah besar dan disini yg TDK mencela atau menyalahkan pendapat2 saudara2 semua cuma sy ingin kasitau yg sebenarnya karna pada tahun 1308 BPK pastor mereka sampe di pantai timur laut selatan dan pada tahun 1313 gereja Balboa oetuke di sahkan jd gereja paroki dan setelah perang mereka pindahkan ke Noemuti dan masih banyak LG jd klu saudara mau tau sejarah selanjut nya ni no sy dan sy akan tunjukan kuburan dan fakta2 lain makasih…082111508587

  5. Sy cuma mau bilang klu pada tahun 1511 Portugis masuk pulau Timor trus ada apa di tahun 1308 mohon di jelas kan karna yg saya tau itu sejarah pertama kali masuk di pulau Timor adalah pastor mouses pada tahun 1308 klu mau selidiki LBH lanjut hub no ini 082111508587

  6. mat malam dari pinggiran sungai Amazon-brasil…saudaraku terkasih ADI SABAT. Senang sekali bertemu dengan saudara meski hanya lewat AMORPOST. Saya tahu sedkit saja tentang sejarah oetuke dari bapak Simon Sabat…Yusuf Sabat dan Yohanes Bako. Kebetulan sewaktu di novisiat Nenuk-Atambua-2004 kami membuat pengalaman live-in seminggu di paroki Bena (klu slh sbut mhon maaf) pastor parokinya Rm Ebed…dan sy dipercya utk berada bersama umat Allah di Oe’tuke. Meski hanya seminggu tetapi pengalaman iman bersama umat Tuhan di Oe’tuke sgt membekas di HATI…karena sy dihantar oleh bpk Yusuf Sabat, Yohanes Bako ke rumah bpk Simon Sabat (tua adat), bahkan sampai ke pinggiran pantai TEMPAT GEREJA DIDIRIKAN (MASIH ADA BEKAS TIANGNYA),
    dan KUBURAN PASTOR MOSES (MUSA). Knjungan ke 2 tempat itu bg sy bukan kunjungan biasa…tetapi undangan yang “luar biasa”utk yang “terkecil” bisa mengikuti JALAN-NYA:KEBENARAN-HIDUP. Salam KASIH utk semua di OE’TUKE. SEMOGA OE’TUKE MENJADI JEMBATAN KASIH TUHAN YESUS UTK KITA SEMUA DI MANAPUN BERADA.

    • Terimakasih bapak Yohanes lopo, saya sangat senang walau cuma bertemu di amorpos dan saya adalah anak pertama dr bapak Yusuf sabat dan opa saya yg Simon sabat, dan bapak Yohanes Bako itu om saya, kebetulan misi pada saat itu ada yg Kalim bahwa mereka mau ambil alih misi itu jadi bapak saya sama opa saya mereka tdk jadi bapak sama opa saya mereka cuma ikut2an sj klu kita mau buka tentang masalah itu kita siap tp harus benar2 komitmen dan saya juga siap klu memang BPK Yohanes lopo ingin kita buka sejarah masa lalu semua bukti ada di dlm kuburan pather Moses dan sampe skrg semua itu masih ada, saya lihat di sini semua pada Kalim bahwa misi agama Katholik ada di mana2 tp coba kita sama2 lihat kembali kejadian tahun 1308 sampe tahun 1313 di situ kita baru bisa ketemu misi katolik yg benar terima kasih salam damai Tuhan berkati kita semua…

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
3,868FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Latest Articles