Pesan Bapa Paus Fransiskus untuk Katekis di Seluruh Dunia, Amorpost.com-Pada tanggal 11-14 Juli 2017 diadakan pertemuan akhbar (symposium) katekesis internasional di Buenos Aries-Argentina. Pada kesempatan ini, Paus Fransiskus menulis surat dalam bahasa Italia tertanggal 5 July untuk disampaikan kepada para peserta symposium tersebut.
Pada perikop pembukaan suratnya itu, ia mengutip dari perkataan Santo Fransiskus Asisi: “Saudara, ketika kita mengunjungi orang sakit, menolong anak-anak, dan memberi makanan kepada mereka yang miskin, kita sedang mewartakan”.
Di dalam suratnya itu, Â ada tiga hal penting yang ia sampaikan. Pertama, katekesis bukan suatu “pekerjaan” atau suatu tugas eksternal untuk seorang katekis, tetapi “adalah” katekis dan hidup merupakan hal yang saling berkaitan.

Bapa suci mau menegaskan bahwa menjadi seorang katekis adalah suatu panggilan untuk melayani Gereja, yang telah diterima sebagai suatu anugerah dari Tuhan yang harus di wartakan. Oleh karena itu, seorang katekis harus berbalik kepada pewartaan pertama (primer anuncio) atau “karygma” yang adalah suatu anugerah yang mengubah hidupnya.
Point kedua yang Ia sampaikan adalah seorang katekis minimbah sumber inspirasi dari Yesus dan berjalan bersama-Nya. Paus Fransiskus menjelaskan bahwa pengalaman bersama Yesus itu bukan menyangkut ide dan perasaan mereka, tetapi sikap lepas bebas untuk mencari dan mencintai Tuhan dengan segenap hati.
Ia melanjutkan bahwa perjumpaan dengan Yesus adalah suatu dinamika kasih. Di dalam dinamika tersebut, sorang katekis membuka dirinya atas dasar cinta, memberi kesaksian kepada Yesus dan tentang Yesus. “‘Mistagogi’ katekesis merupakan perjumpaan yang konstan dengan Sabda dan Sakramen-sakramen,” tuli Bapa Suci.
Selanjutnya, point ketiga yang ia sampaikan yakni, katekis adalah juga kreative. Itu artinya seorang katekis menggunakan berbagai cara utnuk mewartakan Kristus.
Paus Fransiskus dengan penuh sukacita menulis, “Suatu hal yang sangat indah percaya pada Yesus, karena Ia adalah jalan, kebenaran dan hidup, (Yoh. 14: 6).” Selanjutnya ia tegaskan, “Cara memang berbeda, tetapi hal yang patut diingat adalah gaya Yesus yang selalu mengutamakan situasi hidup orang-orang yang akan diwartakan nya dan membawa mereka kepada kasih Allah.”
Paus menggaris bawah pentingnya untuk mengetahui “perubahan” dan adaptasi agar pesan yang disampaikan bisa diterima. Ia mengingatkan bahwa walaupun pesan itu selalu sama, karena Allah tidak pernah berubah. Namun Allah merubah segala sesuatu di dalam Dia.
Di akhir suratnya bapa paus memberi motivasi dan memberi berkat kepada para partisipan ketekeis tersebut. Semoga tiga hal penting di atas menjadi pencerahan untuk para katekis di seluruh dunia, terlebih di Indonesia.
Sumber: press.vatican.va Â