Mengapa Patung Bunda Maria di Kiri dan Santo Yosef di Kanan. Ini Penjelasannya!, Amorpost.com – Salah satu pemandangan paling umum saat masuk ke Gereja-gereja Katolik adalah penempatan patung Bunda Maria dan Santo Yosef.
Pada umumnya, patung Bunda Maria ditempatkan di sebelah kiri sedangkan patung Santo Yosef ditempatkan di bagian kanan. Mengapa demikian? Adakah aturan baku Gereja Katolik mengenai hal itu?

Ternyata penempatan itu bukan sebuah kebetulan. Salah satu peraturan Gereja Katolik yang mengatur mengenai penggunaan patung tertuang dalam Pedoman Umum Misale Romawi 318.
“…Maka, sesuai dengan tradisi Gereja yang sudah sangat tua, ruang ibadat dilengkapi juga dengan patung Tuhan Yesus, Santa Perawan Maria, dan para kudus, agar dapat dihormati oleh umat beriman. Di dalam gereja, patung-patung itu hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga dapat membantu umat beriman menghayati misteri-misteri iman yang dirayakan di sana. Maka, harus diupayakan jangan sampai jumlahnya berlebihan, dan patung-patung itu hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga tidak membelokkan perhatian umat dari perayaan liturgi sendiri…”(PUMR 318).
Kendati mengatur mengenai penggunaan patung di dalam Gereja, pedoman itu tidak secara rinci menekankan mengenai penempatan posisi masing-masing patung. Pedoman itu hanya berisi imbauan agar penempatan patung tidak begitu mencolok sehingga bisa mengaburkan perhatian umat pada perayaan Ekaristi Kudus.
Lalu, bagaimana bisa penempatan patung diatur dalam Gereja Katolik? Simak ulasan berikut.
Pada masa lalu, umat Katolik menempatkan patung santo pelindung paroki di pusat gereja, di atas tabernakel. Namun kini, patung di tabernakel diganti dengan salib Kristus.
Patung Budan Maria biasanya di sebelah kiri berdasarkan fakta bahwa Dia berada di sebelah kanan Yesus Kristus dari sudut pandang seseorang yang melihat keluar ke temapt kudus.
Hal ini selaras dengan tradisi Yahudi dimana seorang ibu selalu duduk di sebelah kanan sang raja. Ini diceritakan di dalam 1 Raja-Raja.
Batsyeba masuk menghadap raja Salomo untuk membicarakan hal itu untuk Adonia, lalu bangkitlah raja mendapatkannya serta tunduk menyembah kepadanya; kemudian duduklah ia di atas takhtanya dan ia menyuruh meletakkan kursi untuk bunda raja, lalu perempuan itu duduk di sebelah kanannya. (1 Raja-Raja 2:19)
Paus Pius X menegaskan kembali tradisi ini di dalam Ad Diem Illum Laetissimum dengan menyatakan “Maria duduk di sebelah kanan Putranya.”
Adapun penjelasan lain mengenai penempatan posisi itu karena sisi kiri Gereja dikenal sebagai “gerbang Injil”. Bunda Maria dipandang sebagai “Hawa Baru” dengan peran pentingnya dalam sejarah penyelamatan umat manusia.
Gereja-gereja Timur juga menerapkan hal yang sama dengan menempatkan patung Bunda Maria di sebelah kiri dengan gambaran menimang bayi Yesus. Umat Gereja-gereja Timur percaya bahwa gambaran itu bermakna bahwa “Bunda Allah memegang Kristus yang masih bayi, dan merupakan awal dari Keselamatan kita.”
Perihal penempatan patung Santo Yosef di sisi kanan walaupun di beberapa Gereja sering ditempatkan patung santo pelindung gereja atau patung Hati Kudus Yesus.
Kendati demikian, ada pula tradisi Gereja Katolik yang memisahkan itu berdasarkan jenis kelamin. Seperti dilansir dari Aleteia, patung atau gambar kudus wanita dan anak-anak di sebelah kiri dan sisi kanan untuk kaum pria.
Itulah mengapa beberapa gereja memiliki semua orang kudus (perempuan) di sebelah kiri dan sisi seberang ditempati orang kudus laki-laki.
Jadi dapt dikatakan bahwa tidak ada peraturan baku tentang hal ini. Penempatan patung di bagian kiri-kanan dikembangkan dari waktu ke waktu berdasarkan teks alkitabiah dan berbagai tradisi budaya.
Silakan SHARE artikel ini kepada keluarga, sahabat dan kenalan kamu. Semoga bermanfaat!
Sumber : Aleteia