15 C
New York
Tuesday, September 26, 2023

Buy now

Paus Fransiskus: Tiga “P” dalam Bahasa Italia yang Membantu Ziarah Iman Orang Katolik

Paus Fransiskus: Tiga “P” dalam Bahasa Italia yang Membantu Ziarah Iman Orang Katolik, Amorpost.com-Radio Vatikan (1/10/2017) Paus Fransiskus mengakhiri kunjungan pastoralnya ke kota-kota Cesena dan Bologna dengan misa Kudus di Stadion Dall’Ara di Bologna.

Dalam kotbahnya saat misa itu, bapa suci merenungkan tentang perumpamaan Yesus terhadap kedua putra yang diminta oleh ayah mereka untuk bekerja di kebun anggurnya. Seorang anak laki-laki mengatakan tidak, tapi akhirnya pergi. Sementara yang kedua mengatakan ya, tapi tidak pergi.

“Ada perbedaan besar,” kata Paus “antara anak pertama, yang malas; dan yang kedua, yang munafik. Membayangkan pikiran batin mereka, paus Fransiskus mengatakan bahwa suara ayah bergema di hati anak yang pertama itu, meskipun awalnya tidak. Sebaliknya anak yang kedua, suara ayah seperti “terkubur” dalam batinnya.

Kotbah Paus Fransiskus: 3 "Makanan" Hidup
Kotbah Paus Fransiskus: 3 “Makanan” Hidup (Foto: wikimedia.org)

Seperti kedua anak laki-laki itu, Paus berkata, kita dapat memilih baik sebagai orang berdosa yang dalam perjalanan terus mendengarkan suara Bapa, dan bertobat dan bangkit ketika jatuh. Atau seperti orang berdosa, namun munafik dan selalu siap membenarkan diri kita sendiri, serta hanya melakukan apa yang menyenangkan diri kita sendiri.

Mereka tidak salah, kata bapa suci, tentang bagaimana mereka memikirkan Tuhan dan agama, tapi mereka salah mengira bagaimana seseorang harus menjalani kehidupan Kristiani.

Dia mengatakan bahwa mereka adalah guardian yang tidak fleksibel dalam menjaga tradisi manusiawi. Namun, mereka tidak mampu memahami bahwa kehidupan menurut Tuhan adalah sebuah perjalanan, dan membutuhkan kerendahan hati untuk terbuka, untuk bertobat, dan untuk memulai lagi.

Kata kuncinya di sini, kata Bapa Suci, adalah pertobatan, yang memungkinkan kita untuk tidak bersikap kaku, mengubah “tidak” kepada Tuhan menjadi “ya.” “Tidak” pada dosa, namun “ya” pada kasih Allah.

Lanjutnya, kata paus Fransiskus, “Dalam kehidupan kita masing-masing ada dua jalan yakni menjadi orang berdosa yang menyesal dan bertobat atau orang berdosa yang munafik.

Firman Tuhan, kemudian, menembus ke dalam hati kita masing-masing. Tapi itu juga sebuah kata yang memanggil kita kembali ke sebuah hubungan, hubungan antara bapa (aba) dan anak-anaknya.

Seperti dalam keluarga, jadi di masyarakat, dan di Gereja, ada kebutuhan untuk bertemu. “Jangan pernah menolak pertemuan, dialog,” kata Paus. “Jangan pernah menyerah untuk mencari jalan baru untuk berjalan bersama.”

Diakhir homilinya, Paus Fransiskus menawarkan tiga “P” dalam bahasa Italia yang membantu kita dalam berlangkah maju sebagai sebuah Gereja yakni;

“Parola,” Sabda. Sabda adalah kompas yang menunjukkan jalan peziaraan yang penuh kerendahan hati.

“Pane,” Roti. Roti Ekaristi adalah titik awal dari segalanya; Ekaristi merupakan puncak dan sumber hidup Kristiani.

“Poveri,” orang miskin. Kaum miskin tidak hanya mereka yang miskin dalam hal materi, tapi bahkan lebih, mereka yang miskin secara rohani.

Dalam semua ini kita menemukan Yesus, karena Tuhan memasuki dunia dalam kemiskinan, melalui pengosongan diri-Nya, seperti yang dikatakan St Paulus.

“Itu akan membuat kita baik,” kata Paus, “untuk selalu mengingat” ketiga istilah ini: “Firman,” “Roti,” dan “orang miskin.” Diakhir homilinya bapa suci berdoa supaya kita tidak melupakan ketiga dasar “makanan”, yang menopang kita dalam ziarah hidup ini.

Sumber:
news.va

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
3,872FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Latest Articles