7 Kebenaran yang Perlu Diketahui oleh Orang Katolik Mengenai Eksorsisme, Amorpost.com-Setiap kali kita mendengar kata Eksorsis, pikiran kita tertuju pada orang-orang yang kerasukan setan ataupun kesurupan. Pemahaman kita mengenai pengusiran setan maupun roh jahat sudah banyak sekali dipengaruhi oleh televisi, film maupun internet.
Menurut pengertian yang lazim seperti yang diilustrasikan dalam wikipedia, “eksorsisme (dari Bahasa Latin akhir exorcismus, yang berasal dari Bahasa Yunani exorkizein – mendesak) adalah sebuah praktik untuk mengusir setan atau makhluk halus (roh) jahat lainnya dari seseorang atau suatu tempat yang dipercaya sedang kerasukan setan.” Di dalam Gereja Katolik, memang ada ritus mengenai pengusiran setan itu.
Seperti apa sih eksorsisme? Apakah sama seperti yang ditayangakn dalam film-film Hollywood? Berikut ini, 7 hal penting yang patut diketahui oleh orang Katolik mengenai eksorsisme.
1. Eksorsis (Romo Pengusir Setan) bukan superhero, dan mereka tidak memiliki kekuatan super.
Pengusir setan tidak memiliki kekuatan apapun atas iblis, tetapi Tuhanlah yang memiliki kekuatan itu. Melalui ritus tertentu, demi nama Tuhan Yesus, seorang romo bisa mengusir setan.
Selanjutnya, para romo melakukan praktek itu sama seperti Tuhan Yesus memerintahkan murid-muridnya: “Lalu Ia memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat untuk mengusir setan dan menyembuhkan orang sakit” (Matius 10: 1) .

2. Tidak semua romo diberi wewenang untuk melakukan eksorsisme
Dalam eksorsisme sederhana atau kecil, juga disebut doa pembebasan, romo memanggil Roh Kudus, meminta pembebasan orang di bawah pengaruh Setan. Ritus itu sama seperti ketika seseorang dibaptis di mana ritus tersebut mencakup doa pengusiran setan.
Jenis eksorsisme ini bisa dilakukan oleh pastor manapun. Namun, menurut Kitab Hukum Kanonik, eksorsisme besar atau khidmat hanya bisa dilakukan oleh romo yang memiliki kesalehan, pengetahuan, kehati-hatian, dan integritas hidup, serta mendapatkan izin khusus uskup setempat.
Uskup dapat memberikan izin kepada seorang imam untuk setiap kasus tertentu atau secara formal dapat memberinya izin untuk melakukan eksorsisme dengan otorisasi Tahta Suci. Mereka yang menerima pelayanan ini, juga harus mengikuti kursus mengenai eksorsisme di Tahta Suci.
Sebaliknya, kaum awam tidak bisa melakukan eksorsisme, tapi mereka bisa menyertai para romo selama mereka mempraktekkan hal itu, dan jika mereka diberi wewenang. Kaum awam juga dapat mengambil kursus itu di bawah bimbingan seorang imam.
3. Eksorsisme adalah Sakramentali, bukan Sakramen
Menurut Katekismus Gereja Katolik (CCC), Sakramentali adalah tanda-tanda khusus yang diadakan oleh Gereja, yang ditentukan untuk mempersiapkan manusia supaya menerima buah-buah Sakramen dan supaya menguduskan berbagai keadaan hidup(1677). Di antara tanda-tanda sakral seperti itu, ada ritus eksorsisme, selain pemberkatan-pemberkatan.
4. Tidak semua kasus merupakan kerasukan setan
Eksorsis, melalui analisis ekstensif dan kehati-hatian yang ekstrem, harus membedakan antara kerasukan setan dan gangguan psikologis. Sebaliknya perlu dicek secara medis.
Namun, ada kasus ketika keduanya dapat berlangsung pada waktu yang sama dan pada orang yang sama. Oleh karena itu, menurut Katekismus Gereja Katolik, “sebelum eksorsisme dilakukan, penting untuk memastikan bahwa seseorang mengalami kerasukan Roh Jahat, dan bukan penyakit” (1673).
5. Eksorsisme yang sesungguhnya tidak seperti di film-film Hollywood
Di film-film itu digambarkan bahwa iblis akan keluar dan terbang melalui jendela, atau kita mungkin beranggapan bahwa setan akan keluar sama seperti film “The Exorcist.”
Perlu diketahui bahwa iblis memiliki kemampuan untuk melakukan segala sesuatu yang bisa kita bayangkan, tapi yang umumnya tidak seperti yang biasa kita lihat di bioskop-bioskop. Bahkan ada kasus yang bisa bertahan bertahun-tahun sebelum orang tersebut benar-benar dibebaskan dari setan.
6. Meskipun seseorang sedang mengalami kerasukan setan, rahmat Allah bersamanya
Orang yang mengalami kerasukan setan biasanya sangat berbeda tingkah lakunya. Ia tidak sadar akan perbuatannya.
Namun, akan ada waktu dimana seseorang yang kerasukan itu bisa menerima Sakramen atau tidak. Tapi intinya eksorsisme adalah mengusir Iblis dari tubuh orang tersebut, bukan jiwanya, yang bisa dalam keadaan rahmat bahkan saat orang tersebut menderita.
7. Kata terakhir adalah Tuhan
Tindakan iblis di dunia ini, memang sungguh mengerikannya, namun hal terpenting yang harus diingat adalah bahwa karya Tuhan dalam hidup kita selalu lebih besar. Percayalah bahwa Tuhan Yesus telah mengalahkan dosa dan maut selamanya melalui pengorbanannya di kayu salib.
Sumber:
-.Lorena Tabares, “7 Truths About Exorcism and the Exorcists”, catholic-linkÂ
-.Romo Vincent Lampert