Apa Arinya Pantang dan Puasa? – Renungan Harian Katolik Rabu Abu 14 Februari 2018, Amorpost.com-Setiap hari Rabu Abu dan Jumat Agung, orang Katolik diwajibkan untuk pantang dan puasa. Melalui pantang dan puasa, kita menjauhkan diri dari dosa, bertobat dan kembali percaya pada Injil.
Pantang berarti tidak makan daging selama hari Rabu Abu dan setiap hari Jumat selama masa prapaskah terutama bagi mereka yang berumur 14 tahun ke atas. Daging yang dimaksudkan adalah segala jenis daging mamalia dan unggas.
Selanjutnya puasa berarti makan sekali kenyang dalam sehari. Itu artinya jika kita memilih untuk makan kenyang saat siang hari berarti kita makan sedikit saat malam. Tentunya sarapan, kita bisa memilih untuk minum teh atau air putih saja.
Gereja juga mengajarkan bahwa semua hari Jumat adalah hari penebusan dosa, dan pantangan adalah bentuk penebusan dosa yang paling tepat. Untuk lebih jelas mengenai pantang dan puasa, berikut 4 aturan gereja mengenai hal itu.

Kanon 1250 – “Hari dan waktu tobat dalam seluruh Gereja ialah setiap hari Jumat sepanjang tahun, dan juga masa prapaskah.”
Kanon 1251 – “Pantang makan daging atau makanan lain menurut ketentuan Konferensi para Uskup hendaknya dilakukan setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali hari Jumat itu kebetulan jatuh pada salah satu hari yang terhitung hari raya; sedangkan pantang dan puasa hendaknya dilakukan pada hari Rabu Abu dan pada hari Jumat Agung, memperingati Sengsara dan Wafat Tuhan Kita Yesus Kristus.”
Kanon 1252 – “Peraturan pantang mengikat mereka yang telah berumur genap empat belas tahun; sedangkan peraturan puasa mengikat semua yang berusia dewasa sampai awal tahun ke enampuluh; namun para gembala jiwa dan orangtua hendaknya berusaha agar juga mereka, yang karena usianya masih kurang tidak terikat wajib puasa dan pantang, dibina ke arah cita-rasa tobat yang sejati.”
Kanon 1253 – “Konferensi para Uskup dapat menentukan dengan lebih rinci pelaksanaan puasa dan pantang; dan juga dapat menggantikan seluruhnya atau sebagian wajib puasa dan pantang itu dengan bentukbentuk tobat lain, terutama dengan karya amal-kasih serta latihan-latihan rohani.”
Dari atauran-aturan di atas, kita sebagai umat Katolik sebaiknya mempraktekkan itu dengan sikap yang fleksibel. Kita tidak boleh kaku sehingga aturan mengenai pantang dan puasa membuat kita sakit.
Bahkan kita menghakimi sesama. Semua aturan itu demi pertumbuhan hidup rohani kita. Dengan demikian, kita akan menjadi semakin dekat dengan Tuhan.
Ingat, Tuhan Yesus sendiri berkata bahwa bukan apa yang masuk ke dalam perut itu menajiskan kita, tetapi yang keluar dari hati kita itulah yang menajiskan. Kita harus tanamkan tiga hal utama yang menjadi pesan Injil hari ini, Matius 6:1-6, 16-18, yakni; Puasa, Amal dan Doa.
Janganlah kita berpuasa, berbuat amal dan berdoa dengan munafik. Kita sebaiknya melakukan itu semua dengan jujur. Tuhan tahu isi hati kita.
Akhir kata, pada hari Rabu Abu tahun ini sungguh special karena bertepatan dengan hari raya kasih sayang. Harapannya semoga kita melalui doa, pantang dan puasa membuat kita lebih mengasihi sesama. Selamat masa Prapaskah dan Salam hari raya kasih sayang, Amores…
[…] Baca Juga: Apa Artinya Pantang dan Puasa? […]