7 Tips Melatih Perkataan Bijak Seorang Wanita Katolik, Amorpost.com-Berbicara merupakan salah satu alternatif untuk berkomunikasi. Konon, dalam sehari wanita menghabiskan ribuan “kuota” kata-kata. Namun kita harus bijak dalam perkataan agar tidak timbul kesalahfahaman.
Ada baiknya kita dalam situasi apapun dan kepada siapun hendaknya kita menjadi bijak sehingga perkataan kita bisa memberi kebaikan dan saluran berkat bagi sesama. Bagaimana?
1. Menjaga Kekudusan dalam Perkataan
FirmanTuhan berkata dengan tegas bahwa setiap umatNya harus menjaga kekudusan diri. Dalam konteks wanita tidak hanya berkaitan dengan menjaga tubuh, tapi juga menjaga apa yang kita lihat, apa yang kita dengar dan termasuk juga apa yang kita ucapkan.

Karena itu, pastikan kata-kata yang keluar dari mulut itu jauh dari kata-kata yang kotor, yang tidak kudus dihadapan Allah. Efesus 5:4 berkata “Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong – karena hal-hal ini tidak pantas – tetapi sebaliknya ucapkanlah Syukur”.
2. Ada Kepedulian dalam Perkataan

Kalimat yang paling mudah keluar dari mulut adalah kalimat yang memuaskan ego. Lihat saja jika itu adalah untuk kebaikan dan keuntungan diri sendiri, maka itu akan mudah sekali keluar. Hendaknya kita juga dapat mengeluarkan perkataan yang menunjukkan kepeduliaan kepada orang lain.
Banyak orang mudah meminta sesuatu untuk dirinya sendiri, namun bila jika harus memperhatikan kebutuhan orang lain, mereka memilih diam. Semoga kita tidak termasuk di antara mereka.
3. Perkataan yang Dipenuhi dengan Kelemahlembutan

Dalam kitab 1Petrus 3:4 berkata: ” Sebaliknya hendaklah kecantikanmu timbul dari batin, budi pekerti yang lemah lembut dan tenang.
Itulah kecantikan yang sangat berharga menurut pandangan Allah”. Dalam hal apapun, termasuk dalam berkata-kata, wanita Allah hendaknya penuh dengan kelemahlembutan dan ketenangan.
4. Ada Manfaat dalam Perkataan

“Segala sesuatu diperbolehkan.”Benar ,tetapi bukan segala sesuatu berguna.” Segala sesuatu diperbolehkan .”Benar, tetapi bukan segala sesuatu membanngun.”(1Korintus 10:23) Buat apa berkata-kata jika isinya kosong dan bahkan merusak?
Setiap perkataan dari mulut hendaknya perkataan yang bermanfaat dan membangun. Bukan melukai namun mendorong. Bukan menghakimi namun menguatkan.
5. Ada Niat yang Mulia dalam Perkataan

1Tesalonika 5:11 berkata: “Karena itu nasehatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan”.
Kata kuncinya pada kata “membangun”. Sampaikanlah kritik dengan benar dengan niat tulus ingin melihat orang tersebut menjadi lebih baik.
6. Ada Kebenaran dalam Perkataan

“Jika ya,hendaklah kamu katakan ya,jika tidak hendaklah kamu katakan tidak, apa yang lebih dari itu berasal dari si jahat”(Matius 5:37). Kiranya ada kebenaran dalam setiap perkataan kita.
Tidak ada kebohongan di dalamnya. Tidak ada perkataan perkataan yang keluar hanya berdasar asumsi tanpa mengetahui apa yang sebenarnya dan tidak mengandung fitnah.
7. Mendengarkan

Ahirnya kita seharunya melatih untuk mendengarkan. Mendengarkan berarti penuh perhatian atas lawan bicara kita dan tidak cepat-cepat menghakimi atau memberi penilaian.
Seperti surat Rasul Paulus kepada Yakobus 1: 19, “Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah.”
Marilah kita melatih diri menjadi bijaksana mealalui perkataan kita. Semoga bermanfaat Amores…