15.3 C
New York
Friday, September 29, 2023

Buy now

Santo Yosep, Model Suami Zaman Now – Renungan Harian Gereja Katolik 19 Maret 2018

Keluarga Kudus (Foto ilustrasi dari leeanrosal.com)

Santo Yosep, Model Suami Zaman Now…Renungan Harian Gereja Katolik 19 Maret 2018, Amorpost.com – Bacaan: 2Sam. 7:4-5a,12-14a,16; Rm. 4:13,16-18,22; & Mat. 1:16,18-21,24a

Hari ini Gereja Katolik seluruh dunia merayakan pesta Santo Yosep. Santo Yosep adalah suami Santa Maria dan bapa pengasuh Yesus. Gereja mengenal Santo Yosep sebagai orang yang saleh, jujur, bijaksana, rendah hati, penuh rasa tanggungjawab dalam menjalankan tugas mulia dari Allah sebagai kepala keluarga kudus di Nazaret.

Pada abad ke 19 Yosep diangkat oleh Paus Pius IX sebagai Pelindung Gereja Universal. Selanjutnya Paus Johanes XXIII memasukkan namanya dalam kanon Romawi (doa syukur Agung I).

Pada pesta Santo Yosep hari ini kita bertanya, apa kiranya yang perlu kita pelajari dari pribadi St. Yosep ini?
Pertama-tama mari kita lihat fenomena yang sedang berlangsung di dunia nyata kita ini. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memperkirakan angka aborsi pada anak usia remaja di perkotaan terus meningkat.

Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan remaja mengenai pendidikan seksual. Laporan 2013 dari Australian Consortium For In Country Indonesian Studies menunjukan hasil penelitian di 10 kota besar dan 6 kabupaten di Indonesia terjadi 43 persen aborsi per 100 kelahiran hidup.

Aborsi tersebut dilakukan oleh perempuan di perkotaan sebesar 78 % dan perempuan di pedesaan sebesar 40 %.. Perempuan yang melakukan aborsi di daerah perkotaan besar di Indonesia umumnya berusia remaja dari 15 tahun hingga 19 tahun.

Umumnya, aborsi tersebut dilakukan akibat kecelakaan atau kehamilan yang tidak diinginkan. Peningkatan angka aborsi tersebut, disebabkan oleh meningkatnya angka pernikahan usia dini terutama di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Selain itu, kegiatan seks bebas serta lemahnya pemahaman mengenai seks menjadi pemicu meningkatnya aborsi di Indonesia.

Kenyataan di atas menjadi tantangan bagi orang tua, masyarakat, lembaga pendidikan, lembaga nonformal lainnya dan Gereja Katolik untuk membaharui diri dalam rana masing-masing.  Dan injil hari ini kiranya membantu kita untuk membaharui pikiran, perasaan dan hati kita sehingga mampun mengikuti teladan santo Yosep sebagai teladan umat beriman. Apa saja pesan yang perlu kita belajar dari St. Yosep?

Menghormati kehidupan

Fenomena menggugurkan kandungan dianggap sabagai jalan keluar terbaik para Remaja untuk keluar dari persoalan kehamilan akibat pergaulan bebas dan ditinggal lari oleh pacarnya, yang tidak bertanggungjawab.

Santo Yosep
Santo Yosep (Foto ilustrasi dari thosecatholicmen.com)

Tindakan nekat para remaja putrid untuk menggugurkan kandungan juga karena dipaksa oleh remaja pria yang tidak mau bertanggungjawab.

Bergitulah sikap mental beberapa remaja laki-laki atau pemuda, yang sering hanya cari enaknya dan tak bersedia bertanggungjawab atas apa yang telah dilakukannya.

Hari ini kita belajar dari St. Yosep yang sebenarnya berencana untuk meninggalkan Maria, tetapi karena dia adalah seorang yang tulus dan bertanggungjawab, maka dia mendengarkan bisikan Tuhan baik dalam mimpi maupun dalam suara hatinya.

Tidak mencemarkan nama baik pasangan

Dunia sekarang adalah dunia Hoax. Dengan teknologi komunikasi yang semakin canggih orang gampang mengunggah berita-berita bohong, berita-berita yang tidak benar, termasuk mencemarkan nama orang dekat, suami-istri, anak dan teman dekat.

Santo Yosep
Santo Yosep (Foto ilustrasi dari thosecatholicmen.com)

Orang dengan gampang membicarakan kekurangan, kelemahan dan dosa orang lain, dimana orang yang dijadikan bahan pembicaraan tidak ada di depannya.

Orang yang berbuat demikian berarti melecehkan atau merendahkan orang lain alias melanggar atau menginjak-injak hak asasi manusia. Para pasangan suami istri dengan gampang menceriterakan kekurangan pasangannya di depan orang lain. Dampaknya adalah kerenggangan hubungan suami-isteri yang dibumbui dengan perselingkuhan.

Mari sebaliknya kita menceriterakan apa yang baik, indah, luhur dan mulia yang ada dalam diri sesama kita. Dengan kata lain,mari kita ‘berpikiran positif’ (positive thinking).

Kita percaya bahwa Tuhan telah menanam dalam diri kita masing-masing apa yang baik, indah, luhur dan mulia daripada apa yang buruk, jelek, jorok dan kotor. Apa yang baik, luhur, indah dan mulia dalam diri kita antara lain keutamaan-keutamaan sebagai buah Roh, yaitu :” kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23).

Kami berharap kebiasaan berpikir positif ini sedini mungkin ditanamkan atau dididikkan pada anak-anak di dalam keluarga dan tentu saja antara lain dengan teladan konkret dari orangtua/bapak ibu. Apa yang telah dibiasakan di dalam keluarga tersebut hendaknya kemudian diperdalam dan diteguhkan di dalam sekolah-sekolah dan masyarakat.

Para pemimpin atau pejabat kami harapkan ketika mengunjungi atau mendatangi bawahannya tidak mencari-cari kelemahan dan kekurangan mereka agar nampak lebih unggul dan wibawa, tetapi lebih melihat apa yang baik, luhur, indah dan mulia. Biarkanlah pada waktunya mereka dengan rendah hati dan jujur menceriterakan sendiri kelemahan dan kekurangannya.

Mendengarkan dan menjalankan perintah Tuhan

“Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya” (Mat 1:24). St. Yosep tidak berdiskusi banyak, tidak berbicara banyak, tidak melarikan diri dari kenyataan, dan tidak malu mengambil Maria sebagai istrinya.

Santo Yosep
Santo Yosep (Foto ilustrasi dari thosecatholicmen.com)

Sebaliknya ia berpikir dalam terang Roh Kudus, mengikuti perintah Tuhan, mengambil Maria sebagai istrinya, merawat dan menyiapkan Yesus untuk tugas yang lebih besar.

St. Yosep bertindak demikian karena dia memiliki kualitas kepribadian dan kualitas rohani yang luar biasa. Kesalehannya membuat dia mampu membaca dan mendengarkan pesan Tuhan, kejujuran dan kerendahan hatinya membuat dia menerima kenyataan dan menjalankan perintah Tuhan dengan penuh iman, kebijaksanaannya membuat dia mampu mengendalikan situasi dari memalukan menjadi anugerah Tuhan yang perlu dipertanggungjawabkan.

Baca juga: Ini 10 Nasihat Paus Fransiskus untuk Semua Pasangan di Seluruh Dunia. Baca dan Laksanakan!

Kita diajak untuk belajar kejujuran, ketulusan, kerendahan hati dan terlebih iman yang kuat dari St. Yosesp untuk dapat memahami setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita setiap hari.(LN)

Amor
Amorhttp://www.amorpost.com
Adrian B., SS.STB, Alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara dan Ateneo de Manila University. Hoby Menulis, Membaca, Web Design, Fotografy, Beternak, Touring dan Kegiatan Karitative.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
3,873FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Latest Articles