
Bagaimana Hidup Sebagai Orang Katolik yang Merdeka? Inilah Rahasianya! – Renungan Harian Gereja Katolik 21 Maret 2018, Amorpost.com – Bacaan: Dan. 3:25,34-43; & Yoh 8:31-42
Dalam bacaan pertama kita tahu bahwa Sadrakh, Mesakh dan Abednego sedang berjuang untuk menolak menyembah dewa dari raja Nebukadnezar walau mereka harus dicampakkan kedalam perapian yang menyala-nyala.
Mereka berani melawan raja karena mereka yakin dan percaya bahwa Yahwe Allah akan membebaskan mereka, tapi kalau tokoh tidak dibebaskan, mereka tetap akan menolak untuk menyembah dewa Raja Nebukadnezar.
Ketiga pemuda itu akhirnya dimasukan di dalam dapur api yang menyala-nyala dengan harapan pasti bahwa Tuhan akan membebaskan mereka melalui malaikatNya. Pada akhirnya Nebukhadnezar memuji Allahnya ketiga orang muda itu setelah melihat dalam dapur api bukan lagi tiga orang melainkan empat orang yang berjalan bebas.
Ia berkata: “Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Ia telah mengutus malaikatNya untuk melepaskan hamba-hambanNya, yang telah menaruh percaya kepadaNya tetapi melanggar titah raja, yang menyerahkan tubuh mereka karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka.” (Dan 3:28)
Dalam bacaan injil Yesus mengatakan kepada orang-orang Yahudi bahwa “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku (Yoh. 8:31) dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Yoh 8:32) Tetapi orang-orang Yahudi itu berkata: “Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapapun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?”
Kedua bacaan di atas berbicara tentang kemerdekaan, tetapi kemerdekaan model apa yang kiranya ditawarkan kepada kita? Kemerdekaan yang ditawarkan Allah dalam bacaan pertama adalah kemerdekaan untuk memuji dan menyembah Allah.
Kebebasan untuk melakukan kegiatan keagamaan sesuai dengan keyakinan Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Karena keyakinan mereka yang luar biasa itu maka Allah mengutus malaikat-Nya untuk membebaskan mereka dari kelaliman raja Nebukadnezar dan kepanasan api yang luar biasa itu.
Kalau kita memiliki iman seperti ketiga pemuda diatas maka kita pun akan dibebaskan dari pencobaan hidup, kita akan dibebaskan dari berbagai macam tantangan, Allah akan melakukan hal luar biasa dalam hidup kita
Kemerdekaan yang ditawarkan dalam perjanjian baru adalah kemerdekaan dari dosa.

Karena Yesus bersabda: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. Yesus berjanji untuk memerdekan setiap orang yang tinggal di dalam friman-Nya, karena itu Dia bersabda: “apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka.”
Dalam hidup ini kita sering tidak sadar bahwa kita juga memiliki dosa kesombongan seperti orang-orang Yahudi yang membanggakan keturunannya dari Abraham. Ketika kita masuk dalam suatu persekutuan doa, ada perasaan bangga dan sombong karena memiliki perasaan lebih terampil, lebih tahu dari orang lain . Ada juga yang merasa diri lebih kaya atau pintar padahal di hadapan Tuhan kita semua sama.
Bagaiman supaya kita bisa merdeka? Baik dalam bacaan pertama maupun dalam bacaan injil, keduanya memberikan syarat yang sama yaitu kekuatan iman. Kalau kita memiliki iman yang kuat kepada Allah dan Yesus Putera-nya maka kita akan mengalami kemerdekaan sejati.
Baca: 10 Ayat Alkitab yang Membantumu Menghadapi Berbagai Masalah Kehidupan
Supaya kita memiliki iman yang kuat maka kita selalu harus tinggal dalam firman-Nya sehingga dapat mengetahui kebenaran yang memerdekakan kita. Itulah rahasia kemerdekaan kita dan mari bertobat dari dosa-dosa kita supaya kita dapat mengalami kemerdekaan sejati pada hari kebangkitan-Nya.(LN)