17.3 C
New York
Sunday, October 1, 2023

Buy now

Mensa (Kantin Gratis) Sant’ Egidio : Tempat Berbagi Kasih Tanpa Batas Bagi Kaum Papa

Mensa (Kantin Gratis) Sant’ Egidio : Tempat Berbagi Kasih Tanpa Batas Bagi Kaum Papa, Amorpost.com-Inopi beneficium bis dat, qui dat celeriter; dia yang memberi kepada yang lemah tak berdaya dengan lebih cepat, mempunyai nilai dua kali lipat.

Demikianlah kesan yang timbul melalui kegiatan Komunitas Sant’ Egidio ketika memberikan pelayanan kepada para pemulung dan anak jalanan di Mensa (kantin gratis) Kedoya, Jakarta Barat pada Minggu (22/4).

Komunitas yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-50 ini, rupanya menjadikan mensa (kantin gratis) sebagai salah satu media pelayanan rutin mereka bagi kaum papa.

Suasana Mensa Sant' Egidio di Kedoya
Suasana Mensa Sant’ Egidio di Kedoya (Foto: Romo Filto)

Itulah sebabnya pada pukul 14.00 WIB, terlihat beberapa anggota sudah sibuk mempersiapkan segala sesuatu di sana.

Hal-hal yang mereka siapkan antara lain: bahan makanan yang akan dibagikan kepada para pemulung dan anak

Ruangan Sekolah damai
Ruangan Sekolah damai

jalanan, alat-alat tulis dan alat-alat peraga serta membersihkan ruangan-ruangan yang akan dipergunakan.

Di mensa itu sendiri terdapat tiga ruangan besar. Ruangan pertama terletak di lantai satu (lantai dasar). Ruangan ini biasanya dipakai untuk memberikan pelayanan makan gratis.

Ruangan Sekolah damai
Ruangan Sekolah damai (Foto: Romo Filto)

Ruangan berikutnya terletak di lantai dua, yang dipakai untuk pelayanan sekolah damai. Sedangkan ruangan lainnya terletak di lantai tiga (lantai atas) yang dipergunakan sebagai tempat bermain bersama anak-anak jalanan.  

Jenis kegiatan yang dilakukan adalah pelayanan sekolah damai (pengajaran dan pendampingan tentang nilai-nilai universal), bermain dan bernyanyi (gerak dan lagu) bersama anak-anak jalanan dan yang terakhir adalah pelayanan makan gratis kepada anak-anak jalanan dan para pemulung.

Beberapa jenis kegiatan ini merupakan agenda rutin Komunitas Sant’ Egidio yang dilakukan seminggu sekali.

Seperti yang terlihat, rangkaian kegiatan baru dimulai pada pukul 15.00 WIB. Kegiatan diawali dengan bermain dan bernyanyi bersama. Sesudah itu dilanjutkan dengan sekolah damai.

Menariknya lagu-lagu, permainan-permainan dan bahan-bahan yang diajarkan kepada anak-anak jalanan tersebut semuanya bertemakan tentang hal-hal yang bersifat universal semisal; kasih, damai, sukacita, kejujuran, kebenaran, kebaikan, dll.

Sukacita saat makan gratis di Mensa
Sukacita saat makan gratis di Mensa (Foto: Romo Filto)

Nilai-nilai itu diajarkan karena anak-anak jalanan yang dilayani berasal dari latar belakang suku, agama dan ras yang berbeda-beda.

Hal tersebut diakui sendiri oleh Pier selaku salah satu penanggungjawab di Mensa Komunitas Sant’ Egidio. 

“Di rumah persahabatan atau mensa ini, hal yang mau kita tonjolkan adalah nilai-nilai universal dari sebuah kebersamaan hidup. Karena itu dalam kegiatan sekolah damai, kita mengajarkan tema-tema yang bersifat umum”, ungkap Pier.

“Kita berharap dengan kegiatan pelayanan seperti ini bisa membangkitkan rasa percaya diri dari para pemulung dan anak-anak jalanan ini, bahwa mereka juga manusia yang butuh perhatian dan perlakuan yang sama seperti orang-orang pada umumnya. Mereka jangan kita buang, tetapi sebaliknya mesti kita rangkul”, tambahnya.

Rangkaian kegiatan pelayanan komunitas ini kemudian dilanjutkan dengan pemberian makan gratis kepada anak-anak jalanan dan pemulung yang dilangsungkan pada pukul 17.30 – 18.45 WIB.

Anak-anak jalanan dan para pemulung terlihat begitu enjoy dengan suasana makan bersama tersebut. Beberapa pemulung bahkan sempat mengungkapkan perasaan sukacita mereka.

“Kalau bagi saya kegiatan ini sangat membantu, apalagi untuk kami yang berkekurangan ini. Walaupun Cuma seminggu sekali… he.. he.. “, ungkap ibu U’ung sambil tertawa kecil.

“Kalau aku merasa senang aja deh. Di sini aku merasa diterima sebagai saudara lho. Padahal aku muslim. Pokoknya aku senang deh”, ungkap salah satu pemulung yang enggan menyebutkan namanya.

Memang benar. Suasana persaudaraan saat makan bersama itu sangat cair dan terlihat begitu Indah. Sungguh suatu sukacita yang tak terkira manakala orang-orang yang berasal dari latar belakang suku, agama dan ras yang berbeda bisa berkumpul dalam sebuah persaudaraan yang langgeng.

Kegiatan pelayanan pun berakhir di Pukul 19.00 WIB. Semua pulang dengan membawa damai dan sukacita di hati.

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
3,876FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Latest Articles