3 Teladan Hidup yang Bisa Kita Petik dari Para Korban Bom Gereja Surabaya, Amorpost.com – Masyarakat Indonesia tengah berduka dengan tragedi serangan bom yang menyasar tiga gereja sekaligus di kota Surabaya, Jawa Timur pada Minggu, 13 Mei pekan lalu
Banyak korban tak bersalah yang meninggal juga menderita luka-luka akibat tragedi ini. Para pelaku teror tidak saja membunuh manusia, tetapi mereka telah membunuh kemanusian.
Terlepas dari semua itu, ada keteladanan yang mahal dan luar biasa, yang bisa kita teladani dari para korban bom Surabaya ini. Apa saja?
1. Pengorbanan Aloysius Bayu Rendra
Aloysius Bayu Rendra Wardhana menjadi salah satu dari korban yang meninggal dari teror bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela Surabaya.
Aksi heroiknya menghadang dua bomber di pintu halaman gereja telah menyelamatkan banyak nyawa lainnya. Bayu mengorbankan nyawanya bagi yang umat lain di kawasan Gereja Santa Maria Tak Bercela.

Menurut laporan Detik.com, Bayu mendorong para pelaku yang membawa sepeda dan berusaha menerobos masuk ke dalam Gereja. Jika tak ada Bayu, tentu akan memakan banyak korban.
Dia memberi contoh dari sebuah pengorbanan besar yang juga dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus sendiri. Walau pergi meninggalkan orang-orang terkasih, Bayu telah menjadi martir dalam tragedi ini.
“Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.” (Yohanes 15:13)
2. Keberanian Daniel Agung Putra Kusuma
Seperti Bayu yang menunjukkan keberanian dan pengorbanan, Daniel Agung Putra Kusuma juga melakukannya hal yang sama. Bocah 15 tahun ini menjadi pahlawan bagi jemaat Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Arjuna.

Dia dengan berani menghadang laju mobil Avanza berisi bom yang dibawa pelaku Dito. Daniel meninggal dalam tragedi itu, namun aksi heroiknya telah menyelamatkan nyawa jemaat lainnya.
3. Pengampunan dan kasih Ibu Wenny
Ibu Wenny juga menjadi salah satu korban selamat dari bom Surabaya. Namun dia harus kehilangan dua buah hatinya, Vincentius Evan Hudojo (11) dan Nathanael Ethan Hudojo (8).

Walau menjadi korban kebengisan teror itu, Ibu Wenny memilih memaaafkan para pelaku, demikian dilansir dari Tribunnews.com.
Salah seorang netizen bernama Moses Agus membagikan kisah bagaimana kasih dan pengampuan dari Ibu Wenny kepada para bomber itu:
“Kasih seorang Ibu Wenny ini luar biasa. Dia menunjukkan kasihnya bukan hanya kepada kedua anaknya tetapi dia memberikan kasih dan pengampunan untuk para teroris biadab tersebut. Kasih dan pengampunan yang lahir dari hati yang hancur sesungguhnya telah mengalahkan kebencian dan permusuhan yang dilakukan para pelaku teror.
Inilah kasih sejati, kasih yang mencerminkan kasih agape, kasih sang Juruselamat yang diimaninya yaitu Kristus yang rela mati karena cintanya kepada manusia yang berdosa. Kristus bahkan memerintahkan umat-Nya untuk mengasihi musuh, ini perintah yang paling sulit dalam posisi Bu Wenny, dia dengan tabah mentaati dan melakukannya. Sungguh, inilah iman dan kasih yang luar biasa dari Ibu Wenny.”
(Penggalan dari status Facebook Moses Agus Purwono)
“Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.”(Kolose 3:13)
Selain ini, masih banyak hal yang bisa kita ambil hikmahnya dari tragedi bom Surabaya. Mari bersama kita berdoa untuk para korban bom Surabaya, juga untuk perdamaian Indonesia dan dunia.
Baca: Kata Paus Fransiskus tentang Bom Surabaya
Simak pesan dan doa Paus Fransiskus untuk para korban tragedi bom Surabaya:
Diolah dari berbagai sumber