15.7 C
New York
Monday, September 25, 2023

Buy now

Santa Lusia dari Syracuse: Santa Pelindung Orang Buta, Penderita Penyakit Mata dan Infeksi Tenggorokan

Santa Lusia dari Syracuse: Santa Pelindung Orang Buta, Penderita Penyakit Mata dan Infeksi Tenggorokan, Amorpost.com-Meskipun dihormati sebagai salah satu santa martir perawan kudus, sedikit informasi diketahui tentang Lusia.

Kisah hidupnya yang cukup valid diketahui dikisahkan oleh uskup Inggris Santo Aldhelm dari Sherborne di abad ketujuh, mengatakan bahwa Lusia dilahirkan di Syracuse, di pulau Sicily, dari orangtua yang kaya pada masa itu yang mungkin orang Kristen.

Ayahnya meninggal ketika dia masih dalam kandungan. Lusia mengkonsekrasikan diri bagi Allah dan berkaul untuk tetap perawan di usia muda. Walapun demikian Ibunya, yang bernama Eutychia, memaksanya menikah dengan seorang pagan muda bernama Paschasius.

Selama tiga tahun Lucia berhasil menunda rencana pernikahan yang diatur ibunya itu. Untuk mengubah pikiran ibu Lusia mengajak ibunya yang sedang sakit untuk berdoa memohon kesembuhan di makam Santa Agatha, dan secara ajaib penyakit hemoragik panjang ibunya disembuhkan.

Santa Lusia dari Syracuse
Santa Lusia dari Syracuse (Foto: wikimedia)

Sebagai ungkapan rasa terima kasih atas kesembuhannya, ibunya mengijinkan Lusia memenuhi panggilan hidupnya.Tetapi Paschasius, pemuda kepada siapa ibunya pernah menjanjikan Lusia; amat marah karena kehilangan Lusia. Dalam puncak kemarahannya, ia melaporkan Lusia sebagai seorang pengikut Kristus kepada Gubernur Sicilia.

Gubernur memerintahkan agar Lusia ditangkap dan dibuang ke tempat pelacuran. Tetapi ketika para penjaga pergi untuk menjemputnya, mereka tidak bisa membawa lucia pergi karena Tuhan menjadikan tubuh wanita suci ini menjadi demikian berat.

Bahkan walau mereka sudah mengikat Lusia pada seekor lembu; namun lembu tersebut tetap tidak dapat menyeret Lusia.

Gubernur memerintahkan untuk menyiksa dan membunuhnya. Santa lusia kemudian mengalami penyiksaan yang sangat hebat. Ia dianiaya dan kedua matanya dicongkel keluar, namun matanya pulih kembali.

Bundel kayu diletakan dikelilingnya lalu dibakar agar Lusia tersiksa dalam api yang bernyala-nyala. Namun sungguh ajaib; Lusia sama sekali tidak merasa kepanasan dalam perapian itu. Karena itu Seorang algojo kemudian menghunus pedangnya lalu menusukkannya ke arah leher perawan suci ini sampai ia meninggal.

Ada tradisi yang menarik mengenai peringatan santa ini. Di sebagian besar keluarga Norwegia dan Swedia, biasanya gaun putri bungsu berwarna putih seperti “Lussibrud” (Lucybride) pada Hari Lusia, 13 Desember, dan membangun keluarga lainnya dengan sebuah lagu dan nampan berisi kopi dan roti saffron yang disebut “Lussikattor ” (Kucing Lusia).

Kono, gereja tidak terlalu merayakan pesta santa Lusia ini karena namanya dikaikan dengan nama pemimpin Setan, Lucifer. Lebih lagi, “Lussikattor “ atau Kucing Lusia, dihubungkan dengan kucing si mata iblis. Lambat laun, perayaannya mulai diadakan secara besar.

Misalnya perayaan santa Lusia diperingati sebagai “pembawa cahaya.” Di bawah kalender Julian lama, titik balik matahari musim dingin terjadi pada 13 Desember daripada di Gregorian 21 Desember, yang berarti malam panjang utara kegelapan akan berubah menjadi hari-hari yang panjang, yakni cahaya.

Hari Lusia juga diantar di Yuletide, dengan lilin Lusia di rumah dan dibakar ladang sebagai cahaya Lusia untuk menyambut kelahiran Cahaya Sejati Dunia. Semua persiapan untuk Natal diselesaikan oleh Hari Lusia.

Lusia menjadi martir bagi Yesus pada tahun 304. Namanya tercantum dalam doa “Nobis quoque peccatoribus” dalam Kanon Misa. Santa Lusia dari Syracuse dirayakan dalam gereja sebagai pelindung untuk orang buta dan kebutaan, penderita penyakit mata, penderita penyakit hemoragik, penderita infeksi tenggorokan dan gondola Venesia.

Sumber: The Encyclopedia of Saints Rosemary Ellen Guiley, hal. 212-213

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
3,871FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Latest Articles