Jadilah Pemimpin yang Mau Melayani, Amorpost.com – Disadari atau tidak, salah satu kecenderungan besar dalam diri manusia ialah keinginan untuk menguasai/berkuasa.
Sedemikian kental dalam diri manusia sehingga membuat orang bisa menggunakan berbagai macam cara untuk berkuasa/menguasai.
Namun pertanyaannya, apakah itu hakikat dari kekuasaan/memimpin? Kristianitas, dalam meneladani Sang Guru Agung, Yesus Kristus mengajarkan bahwa menjadi pemimpin/berkuasa, datang bukan untuk dilayani melainkan melayani; memimpin bukan dengan tangan besi, melainkan dengan hati. Tangan melayani, hati mencintai.
Meneropong pemimpin zaman now, pemimpin yang sungguh memimpin dengan hati dan tulus ada pada diri Joko Widodo. Kualitas seorang pemimpin ada pada kemampuannya untuk merendahkan hatinya di hadapan ada yang lain dan bukan sebaliknya.
Kepada para Murid Yesus yang getol untuk duduk di samping kiri kanan Yesus (dalam hal tahta/kekuasaan), Yesus mengatakan ini: “Jika seorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya…”, sebab barangsiapa merendahkan dirinya ia akan ditinggikan”.
Yesus mengajak setiap pengikut-Nya untuk menyadari hakikat kehadiran sebagai pemimpin. ‘Janganlah berjalan di depanku karena kau bukan pemimpinku. Pun janganlah berjalan di belakangku karena kau bukanlah pengikutku, melainkan berjalanlah di sampingku sebagai SAHABAT’.
Searah dengan ajakan Yesus, ‘kamulah sahabat-Ku. Kamu bukan lagi hamba…’.
Dalam hubungannya dengan kepemimpinan ini pun perlu kita insafi bahwa memimpin pertama-tama bukan orang lain, tetapi memimpin diri sendiri.
Sebab kesulitan terbesar dalam hidup bukan ada pada memimpin/mengatur orang lain, tetapi ada pada kemampuan memimpin/mengendalikan diri sendiri.
Lebih mudah orang mengendalikan orang lain, daripada mengendalikan diri sendiri. Bila kita sudah mampu memimpin diri sendiri, kita pun akan diberi kemampuan memimpin segala sesuatu yang ada di luar diri kita.
Keluarkan dahulu balok di matamu, barulah engkau mengeluarkan selumbar di mata orang lain. Hanya orang yang memimpin dengan hati yang tulus melayani, segala apa yang dilakukannya diperhitungkan Allah dalam Kerajaan-Nya.
Karena itu, Melayani dengan hati merupakan sikap partisipasi kita yang baik dan benar untuk ambil bagian dalam KARYA KESELAMATAN yang sudah dan sedang diselenggarakan Allah.
Jadilah mitra Allah yang baik dan benar untuk sebuah karya keselamatan yang telah dirilis Allah. Shalom!