
Siapakah Aku ini? Jangan Pernah Berhenti Bertanya! Amorpost.com – Bacaan-bacaan yang kita renungkan hari ini adalah:
Bacaan Pertama: Pkh 3:1-11
Bacaan Injil: Luk 9:18-21
Ada sebuah ungkapan yang tidak asing di telinga kita: ‘malu bertanya sesat di jalan. Sesat di jalan, jangan berhenti untuk bertanya; berhenti bertanya, otak pun akan buntu untuk mencari’.
Ungkapan ini menggugah setiap kita supaya menyadari bahwa bertanya adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang tidak mau bertanya apa pun alasannya, tandanya orang tidak mau hidup lebih lama dan berarti/bermakna.
Karena itu boleh dibilang, Hidup adalah sebuah pertanyaan besar, dan menuntut sebuah jawaban pasti dari saat ke saat. Kadang terjawab, kadang tidak, bahkan hingga maut menjemput pun orang masih terus bertanya.
Semuanya akan berakhir jika kita telah berada di sisi kanan Allah, berhadapan muka dengan muka, berada dalam Kerajaan-Nya, dalam sukacita atau kebahagiaan kekal.
Hari ini Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya, siapakah Aku ini menurut kamu? Yang diminta Yesus, pengenalan para murid akan diri-Nya. Bukan berdasarkan apa kata orang, tapi apa kata hati dan pengalaman hidup mereka yang nyata bersama Tuhan.
Lebih jauh dari itu, sebagai pengikut Kristus, jangan pernah takut untuk bersaksi tentang Tuhan. Jangan pernah menyerah ketika persoalan hidup datang menghampiri dan melanda. Mungkin lebih baik pertanyaan Yesus ini kita arahkan pada diri setiap kita sendiri: siapakah aku ini di hadapan Tuhan, sehingga jadi biji mata-Nya?
Satu jawaban yang pasti bahwa setiap kita adalah ciptaan Tuhan, gambar dan rupa-Nya. Sebagai makhluk yang istimewa di hadapan Allah, kita patut tunduk dan taat kepada rencana dan kehendak Allah.
Inilah jawaban yang pasti tentang siapakah aku dihadapan Tuhan. Mari, kita harus selalu bertanya: siapakah aku ini? Sampai kita menemukan hakikat dan kedalaman dari setiap ‘aku’. Dan jangan pernah lelah dan berhenti untuk mencari ‘aku’ hingga akhir hidup.
“AKU adalah AKU, tiada aku selain AKU. Shalom!
*Penulis adalah Prefek Seminari Lalian, Atambua