Mintalah Maka akan Diberi, Amorpost.com – Bacaan yang kita renungkan pada hari adalah:
Bacaan Pertama: Gal 3:1-5
Bacaan Injil: Lukas 11:5-13
Salah satu kecenderungan besar dalam diri manusia ialah meminta daripada memberi. Ada begitu banyak alasan orang meminta sesuatu dari yang lain.
Tentu menjadi persoalan kita, alasan macam apa yang menjadikan permintaan itu memang sungguh dimengerti oleh si pemberi sehingga si pemberi, memberi dengan tulus dan murni hati.
Sering yang terjadi, orang meminta sesuatu karena ia memiliki mental dan temperamen tertentu seperti malas, suka minta-minta, dan ada kepentingan negatif lainnya. Inilah sikap dan cara hidup peminta yang akhirnya membuat sebuah kualitas memberi itu menurun.
Hari ini Yesus dalam bacaan injil menggugah setiap kita para umat beriman untuk senantiasa datang kepada-Nya, meminta apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan diri.
“Mintalah maka kamu akan diberi, carilah maka kamu akan mendapat, dan ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu”.
Sabda Tuhan ini jika dilihat sepintas, sangatlah sederhana untuk dipikirkan, namun sering sulit untuk dinyatakan. Karena meminta, mencari dan mengetuk bukan sekedar sebuah kata dan tindakan formalitas-hampa/hambar, melainkan sebuah implementasi diri yang membutuhkan ketulusan dan kemurnian hati mendasarinya.
Berbicara tentang memberi, itu masuk dalam perihal KASIH. Kasih itu soal memberi dan menerima. Memberi dengan sepenuh hati dan menerima dengan penuh rasa syukur dan terima kasih.
Memberi dengan sepenuh hati berarti membiarkan orang lain mengalami dan merasakan kasih kita, dan menerima dengan penuh rasa syukur dan terima kasih berarti memberi orang lain kesempatan mewujudkan atau mengungkapkan kasihnya. Karena itu kasih membutuhkan pengorbanan tanpa syarat.
Dalam hubungan dengan perihal meminta kepada Tuhan, sering terjadi, ketika permintaan belum dikabulkan, orang lalu putus asa dan mulai berhenti untuk meminta.
Kita ingat perumpamaan seorang hakim yang lalim dan seorang janda. Karena janda itu selalu datang kepadanya untuk meminta keadilan, ia akhirnya mengabulkan permintaan itu, meskipun hati ia berceloteh, dari pada ia selalu datang dan membuatku tidak aman, sebaiknya aku mengindahkan permintaannya.
Seorang raja yang lalim saja mengindahkan permintaan seorang janda yang miskin, apalagi Bapamu yang di Surga? Ia akan mengabulkan setiap permintaan umat-Nya.
Maka menjadi jelas bagi kita bahwa Tuhan tidak pernah tidak mengabulkan permintaan kita, melainkan Ia selalu mengabulkannya, asal saja kita tak pernah lelah dan berhenti untuk datang kepada-Nya, menyampaikan niat hati kita dengan tulus dan murni hati. Shalom!