Kristus Kepala dan Kita adalah Tubuh-Nya, Amorpost.com – Hari ini kita merenungkan bacaan-bacaan suci berikut ini:
Bacaan Pertama: Efesus 4:7-16
Bacaan Injil: Lukas 13:1-9
Bacaan pertama hari ini mengingatkan kita bagaimana hubungan Kristus dengan gereja-Nya, ibarat hubungan antara kepala dan tubuh. Kristus adalah kepala dan kita adalah tubuh mistik-Nya.
Sebuah hubungan resiprokal atau saling melengkapi yang luar biasa menarik dan penting.
Hubungan ini pada akhirnya dapat kita simpulkan bahwa tubuh tak dapat hidup sendirian tanpa kepala. Dan kepala membutuhkan tubuh untuk menyatakan/mengekspresikan secara jelas dan pasti akan kasih dan kerahiman-Nya…dst.
Yang patut direnungkan oleh setiap para beriman, pengikut Kristus ialah bahwa jika tubuh secara total menyerahkan diri kepada kepala untuk diarahkan dan dikendalikan, maka akan secara baik dan benar pula tubuh menyatakan kasih dan kerahiman Allah.
Sering tubuh bertindak semau gue, bertindak sebelum berpikir, bertindak tanpa sebuah alasan yang jelas. Maka pada titik ini, sebagai tubuh mistik Kristus, jangan pernah mengabaikan perintah dan larangan Tuhan. Mengabaikan perintah dan larangan-Nya, akan dihampiri kesesatan dan maut.
Namun meski tubuh sering disesatkan oleh keinginan dan kekuatan daging, kita patut bersyukur karena Tuhan telah menyediakan bagi kita sakramen pertobatan.
“Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada dosa semua orang Galilea yang lain? Tidak! Kataku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian”.
Apa artinya ini, bahwasannya Tuhan tidak melihat besar atau kecilnya dosa kita, juga bukan banyak dan sedikitnya dosa kita, tetapi Tuhan melihat ketulusan hati kita untuk bertobat total di hadapan-Nya. Kita kembali menjadi berarti dan berharga di mata Tuhan, melalui sebuah pertobatan yang total.
Ingat….yang terakhir bisa menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu bisa menjadi yang terakhir. Marilah sebagai tubuh yang lemah dan kadang berdosa, janganlah pernah jauh dari Tuhan dan jangan pernah sungkan-sungkan untuk datang menerima sakramen pertobatan.
Sebab pertobatan penting untuk kembali membangun hubungan yang baik antara Kepala dengan tubuh, jika tubuh sempat rapuh karena dosa dan maut menghampiri.
Tuhan senantiasa mengalirkan berkat-Nya bagi tubuh yang senantiasa terbuka dan murni hati datang dan menerima-Nya. Shalom!