Berbagai Reaksi Terhadap Rencana Paus Fransiskus Mengunjungi Irak Tahun Depan, Amorpost.com – Paus Fransiskus merencanakan sebuah perjalanan apostolik ke Irak. Semula, Paus berencana untuk mengunjungi Irak tahun ini. Tapi karena asalan keamanan rencana itu tertunda hingga tahun depan.
Berita tentang rencana Bapa Suci mengunjungi Irak tersebut mencuat setelah Presiden Irak Barham Salih terlebih dahulu mengunjungi Paus Fransiskus di Vatikan pada November tahun lalu. Dalam perjumpaan itu, Barham Salih mengundang Paus untuk datang ke Irak.
Tanda-tanda ketertarikan Paus untuk datang ke Irak juga terbaca melalui pengangkatan Patriark Babel untuk Gereja Katolik Khaldea, Louis Raphael I Sako menjadi Kardinal. Ini semakin mengindikasikan bahwa Paus memberikan perhatian serius kepada Irak dan masa depan umat Katolik di sana.
Rencana pemimpin tertinggi Gereja Katolik ke Vatikan pernah dimulai oleh mendiang Paus Yohanes Paulus II. Ketika itu, ia mengungkapkan keinginan untuk mengunjungi kota kuno, Ur yang dipercaya sebagai tempat kelahiran Nabi Abraham, pada 2000.
Namun, rencana kunjungan itu gagal karena negosiasi dengan pemerintah Irak saat itu, yang berada di bawah pemerintahan Saddam Hussein, gagal.
Reaksi Pemimpin Agama di Irak
Pemimpin Muslim Syiah Jawad al-Khoei, kepala Institut Al-Khoei yang berbasis di Najaf, mengatakan kunjungan Paus Fransiskus akan signifikan secara historis dan akan berfungsi sebagai elemen pendukung bagi para inisiator perdamaian dan mereka yang terlibat dalam dialog Islam-Kristen di Irak.
Khoei menekankan bahwa tokoh-tokoh agama yang mengadvokasi perdamaian dan cinta, apakah Muslim atau Kristen, harus bekerja sama, demikian dilansir dari al-monitor.com (25/6/2019).
Khoei, cucu Abu al-Qasim al-Khoei, yang merupakan otoritas Syiah tertinggi di dunia, mengatakan bahwa dia akan menyukainya jika Paus mengunjungi Najaf dan bertemu Ayatollah Ali Sistani.
Khoei percaya bahwa baik Sistani sebagai otoritas tertinggi Islam Syiah maupun Paus Fransiskus sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik, memiliki banyak kesamaan dalam arti bahwa mereka berdua ingin membangun perdamaian.
“Saya berharap melihat Paus Fransiskus berjalan-jalan di jalan-jalan Najaf dan mengunjungi para ayatullah di rumah mereka yang sederhana,” kata Khoei.
“Kerendahan hati ini adalah sifat yang dimiliki Paus juga. Dia telah dikenal karena kerendahan hatinya. ”
Abdul Wahhab al-Samerrai, kepala Masjid Abo Hanifa di Baghdad dan anggota dewan Sunni tertinggi di Irak, mengatakan kepada Al-Monitor, Kami semua orang Irak percaya bahwa kunjungan Paus ke Irak memiliki beberapa pesan.
Pertama, ini adalah dukungan spiritual dari pemimpin Katolik tertinggi ke semua warga Irak, termasuk Muslim, setelah situasi yang sangat sulit yang dilalui Irak di masa lalu.
Kedua, ini merupakan kontribusi besar bagi pengalaman koeksistensi dan toleransi beragama kami.
Ketiga, ini adalah pesan kepada dunia bahwa Irak mengalami kemajuan yang signifikan dan penuh dengan kebaikan dan kemurahan hati di antara semua komponennya, termasuk Kristen dan Muslim.
“Orang Kristen adalah sejarah Irak. Mereka ada di sini di Irak sebelum orang-orang Muslim, “kata Samerrai.
Ia berharap juga agar Paus mengalokasikan waktu untuk bertemu dengan para pemimpin agama Sunni di Baghdad.
Sementara umat Kristen Irak juga mendukung rencana Paus Fransiskus. Meski mereka belum bisa mengatakan banyak hal karena harus mengutamakan keamanan terhadap kunjungan ini.
Kita semua mendoakan yang terbaik bagi Paus Fransiskus dan umat Kristen di Irak. Semoga kunjungan ini menjadi sejarah baru tentang toleransi Katolik-Islam.
Sumber: al-monitor.com
