7.7 C
New York
Friday, November 24, 2023

Buy now

Ini Ajaran Paus Fransiskus tentang Doa yang Baik. Simak dan Terapkan dalam Doamu!

Ini Ajaran Paus Fransiskus tentang Doa yang Baik. Simak dan Terapkan dalam Doamu, Amorpost.com – Paus Fransiskus menegaskan bahwa doa yang baik adalah doa yang bersifat dialog yang tenang dengan cinta yang menjadi pusatnya. Di situ tidak ada pretensi.

Kepada para peziarah dalam audiensinya baru-baru ini, Paus mengajarkan, “Doa sejati diungkapkan di kedalaman hati yang intim, yang hanya dapat dilihat oleh Allah. Itu adalah dialog yang sunyi”, katanya.

Ia melanjutkan, “Melihat Tuhan dan membiarkan diri dilihat oleh Tuhan sama dengan berdoa”.

Menurut Bapa Suci, dengan cara ini umat Kristen tidak melupakan dunia, tetapi membawa umatnya dan kebutuhannya ke dalam doa.

Doa yang Baik Menurut Paus Fransiskus

“Jika Anda tidak menyadari bahwa ada begitu banyak orang yang menderita maka itu berarti hatimu tumpul. Merasa empati adalah salah satu kata kunci utama Injil,” ujar Paus Fransiskus sebagaimana dilansir dari Vaticannews.va (13/2/2019).

Mari kita bertanya pada diri kita sendiri. Ketika kita berdoa, apakah kita membuka diri terhadap seruan begitu banyak orang di sekitar kita atau di tempat yang jauh?

Tanpa Kemunafikan

Pimpinan tertinggi Gereja Katolik sedunia itu menegaskan, “Yesus tidak ingin kemunafikan.”

“Doa sejati adalah apa yang dicapai dalam rahasia hati nurani, hati: tidak dapat dipahami, hanya dapat dilihat oleh Allah … Itu menghindari kepalsuan: dengan Tuhan tidak mungkin kita berpura-pura”.

Tuhan mengetahui segala yang ada dalam isi hati kita bahkan ketika kita belum berdoa. Lewat doa justru kita ingin mengasah hati dan pikiran kita untuk semakin terarah kepada-Nya. Dengan demikian maka tidak ada kepura-puraan.

Merujuk pada doa Bapa Kami, Paus Fransiskus mencatat bahwa di dalam tersebut tidak ada kata “Aku”. Yesus mengajarkan kita untuk menggunakan kata “kami” daripada “aku”. Paruh kedua doa Bapa Kami bergerak dari “milikmu” ke “milik kami”.

Itu tampak dalam: “Berilah kami rejeki”; “maafkan kesalahan kami ”.

Penggunaan kata pertama jamak ini menunjukkan kepada kita bahwa doa Kristen tidak pernah meminta rejeki hanya untuk satu orang, tetapi selalu atas nama orang lain.

“Tidak ada ruang untuk individualisme dalam dialog dengan Tuhan,” tegas Paus Fransiskus.

Yesus membuat kita berdoa, bahkan untuk mereka yang “tampaknya tidak mencari Tuhan” karena Tuhan mencari orang-orang ini “lebih dari siapa pun”.

Amor
Amorhttp://www.amorpost.com
Adrian B., SS.STB, Alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara dan Ateneo de Manila University. Hoby Menulis, Membaca, Web Design, Fotografy, Beternak, Touring dan Kegiatan Karitative.

Related Articles

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
3,912FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Latest Articles